PERAN KEPRAMUKAAN DALAM PENDIDIKAN
KARAKTER BANGSA
Disusun oleh :
Achmad Syaefudin
RACANA SUNAN KUDUS – RABI’AH AL – ADAWIYYAH
GUDEP 04.1339 – 04.1338
STAIN KUDUS
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmad, taufik, serta hidayah-Nya,
sehingga saya selaku penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PERAN KEPRAMUKAAN DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA” ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan, agar penulis dapat
memperbaiki makalah selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Kudus, 17 Juni 2013
A. Pendahuluan
Kebutuhan akan pendidikan
yang dapat melahirkan manusia Indonesia sangat dirasakan karena degradasi moral
yang terus menerus terjadi pada generasi bangsa ini dan nyaris membawa bangsa ini
pada kehancuran. Degradasi moral, baik secara pribadi, masyarakat maupun dalam
kehidupan berbangsa disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya: Nilai budaya
bangsa yang mulai pudar, nilai-nilai kehidupan telah bergeser dari tatanannya,
budaya malu hampir musnah pada tiap tingkatan masyarakat, melemahnya
kemandirian bangsa, dan manajemen keterbatasan perangkat. Budaya korupsi yang
seakan telah mengakar pada kehidupan bangsa ini mulai dari tingkat kampung
hingga pejabat tinggi negara, penyalahgunaan dan peredaran narkoba yang semakin
menjalar, tawuran antar pelajar dan berbagai kejahatan yang telah menghilangkan
rasa aman setiap warga, merupakan bukti nyata akan degradasi moral generasi
bangsa ini.
Dalam menghadapi problem yang begitu rumit dan kompleks seperti
itu diperlukan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya
terlatak pada karakter individu tersebut. Pemerintah Indonesia, melalui
Kementerian Pendidikan Nasional sudah mencanangkan penerapan pendidikan
karakter untuk semua tingkat pendidikan, dari SD-Perguruan Tinggi. Memang tidak
mudah untuk mengubah keadaan, tetapi paling tidak posisi pendidikan sebagai
pilar pembentuk karakter bangsa merupakan upaya yang tepat. Salah satunya
dengan kepramukaan. Namun, tidak sedikit orang yang memandang kepramukaan hanya
dengan sebelah mata. Mereka menganggap kepramukaan hanya sebuah kegiatan yang
penuh dengan aturan dan hanya bersenang-senang.
Untuk itu, makalah ini disusun untuk mengetahui
betapa pentingnya pendidikan karakter bangsa dan mengubah pandangan segelintir orang yang menganggap
pramuka hanya sebagai kegiatan bersenang-senang semata. Makalah ini juga mencoba menjelaskan bagaimana peran kepramukaan dalam
pendidikan karakter bangsa.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah
dalam makalah ini sebagai berikut :
1.
Apa pengertian pendidikan karakter?
2.
Bagaimana
pentingnya pendidikan karakter bangsa?
3.
Bagaimana peran kepramukaan dalam pendidikan karakter
bangsa?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam
makalah ini adalah:
1.
Mengetahui apa itu pendidikan karakter
2.
Mengetahui
pentingnya pendidikan karakter bangsa.
3.
Mengetahui peran kepramukaan dalam pendidikan karakter
bangsa.
D. PEMBAHASAN
1.
Pendidikan Karakter
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.[1]
Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan
kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu.[2]
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi kebiasaan serta ciri
khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976)[3],
pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai
pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan
spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu
mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah
diperolehnya. Sedangkan dalam Wikipedia pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Nampaknya pengertian
tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Prof. H. Mahmud Yunus dalam Munif
(2012) bahwa pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk
mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan jasmani dan
akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya
yang paling tinggi, agar si anak hidup bahagia serta seluruh apa yang
dilakukanya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.[4]
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan peserta didik
melalui proses pembelajaran, kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk peranannya
di masa yang akan datang.
Dari masing-masing penjelasan antara karakter dan
pendidikan tersebut, setelah kita menghubungkannya maka pendidikan karakter itu
sendiri merupakan usaha sadar dan terencana untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi dari masing-masing individu untuk membentuk suatu pemikiran yang
tertanam dalam dirinya sebagai suatu kebiasaan. Tentunya tujuan dari pendidikan
karakter itu sendiri lebih kearah yang positif.
Secara
umum karakteristik setiap individu didasari dengan delapan jenis kecerdasan
(Munif, 2012). Kedelapan jenis kecerdasan tersebut meliputi: spasial
visual, linguistic, interpersonal, musical, natural, body kinestetik,
intrapersonal dan logis matematik. Yang biasa juga disebut SLIM N BILL. Setiap
kecerdasan tersebut dapat dilatih dengan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan
jenis kecerdasan yang akan dikembangkan.
Pendidikan
karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan
di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan karakter
diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi
nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku
sehari-hari.
Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh tidak
sekedar membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik,
melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan dalam
hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam
tatanan sosial kemasyarakatan
Menurut Mendiknas, Prof. Muhammad Nuh, pembentukan
karakter perlu dilakukan sejak usia dini. Jika karakter sudah terbentuk sejak
usia dini, maka tidak akan mudah untuk mengubah karakter seseorang. Ia juga
berharap, pendidikan karakter dapat membangun kepribadian bangsa” [5].
2.
Pentingnya
Pendidikan Karakter Bangsa
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang
melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan
(action). Pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun
juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi
bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur
bangsa serta agama. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan
nasional.
Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan
berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini
adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena
seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan
kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Tetapi hal ini
harus diimbangi dengan pertumbuhan akhlak yang baik pula.[6]
Dasar pendidikan karakter sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak,
karena usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan
potensinya. Sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga,
yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak, karena
sebagian besar masa kanak-kanak dihabiskan di lingkungan keluarga. Oleh karena
itu, peran orang tua sangat penting dalam pertumbuhan karakter pada anak. Namun
bagi sebagian keluarga, proses pendidikan karakter tersebut sangatlah sulit, terutama bagi orang tua yang terjebak dalam rutinitas yang
padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat
anak-anak masuk lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan taman
kanak-kanak. Namun saat ini, pendidikan formal di sekolah saja tidak cukup,
pengaruh lingkungan dan kehidupan modern yang berkembang membuat kita harus
waspada terhadap hal-hal negatif yang bisa merasuki pikiran dan mempengaruhi
pribadi seorang anak. Agar seorang anak menjadi anak yang baik, sholeh dan
berhasil dalam kehidupan di masyarakat bukan hanya dibutuhkan kepandaian dan ilmu
yang tinggi, tetapi juga harus diimbangi dengan pembentukan karakter anak yang
baik dan sholeh. Pembentukan karakter inilah yang sangat penting dilakukan pada
saat anak masih usia dini.
Karena pentingnya pendidikan berkarakter maka kita harus mengetuk pintu semua elemen
yang ada pada bangsa ini agar memiliki berkomitmen menjalankan Pendidikan berkarakter sebagai bagian yang teramat penting yang dapat menjadi jati
diri bangsa. Karakter yang selama ini mementingkan diri sendiri, mementingkan
kelompok atau golongan sendiri harus segera ditinggalkan. Kalau tidak negara
Indonesia berada di ujung tanduk. Akhirnya,
dengan pendidikan yang dapat meningkatkan semua potensi kecerdasan anak-anak
bangsa, dan dilandasi dengan pendidikan karakternya, diharapkan anak-anak
bangsa di masa depan akan memiliki daya saing yang tinggi untuk hidup damai dan
sejahtera sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia yang semakin maju dan beradab.
C. Peran Kepramukaan dalam Pendidikan Karakter
Bangsa
Pramuka
merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka yang terdiri dari anggota muda
(siaga, penggalang, penegak), anggota dewasa muda (pandega), anggota dewasa
(Pembina pramuka, pelatih, Pembina profesional, pamong SAKA, instruktur SAKA,
pimpinan SAKA, andalan dan anggota MABI. Kepramukaan adalah proses pendidikan
di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga, dalam bentuk
kegiatan menarrik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang
dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode
kepramukaan. Sedangkan Gerakan Pramuka adalah Gerakan (Lembaga) Pendidikan yang
komplementer dan suplementer (melengkapi dan memenuhi pendidikan yang diperoleh
anak/remaja/pemuda di rumah dan di sekolah), pada segmen yang belum ditangani
oleh lembaga pendidikan lain yang pelaksanaannya mengunakan prinsip dasar
kepramukaan dan metode kepramukaan; di Alam Terbuka (outdoor activities), dan
yang sekaligus dapat menjadi upaya “self education” bagi dan oleh
anak/remaja/pemuda/pramuka sendiri.
Gerakan
Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan
bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai
sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya, agar
mereka bisa:
v Membentuk, kepribadian dan akhlak mulia kaum
muda.
v Menanamkan
semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda.
v Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga
siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang
tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.[7]
Gerakan
Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama
hidup dan alam
Peduli terhadap dirinya pribadi
Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka
Di dalam pramuka bukanlah materi atau isi
pelajaran yang lebih dipentingkan melainkan melahirkan dan menumbuhkan
sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang baik yang akan membentuk
intelegensia, kekuatan jasmani dan karakter dari diri tersebut. Hal tersebut
terlihat pada cara kerja regu dan kelompok penggalang,dimana mereka diajak
untuk bekerja sama dalam satu tim dalam mencapai satu tujuan yang sama,
sehingga dalam kelompok tersebut dapat terlihat latihan dalam berdemokrasi,
bahkan itu adalah demokrasi pancasila dalam praktiknya.
Jika kita mengacu pada arti kiasan lambang
gerakan pramuka yakni nyiur, ia dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan
besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekeliling
dimanapun ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Pramuka adalah
wadah pelatihan dan pendidikan yang menghasilkan atau mencetak generasi yang
mampu hidup berdampingan dengan sekelilingnya dan dalam keadaan apapun yang
tidak hanya bisa bergantung kepada orang lain.
Ada 23 karakter peserta didik yang tercantum
dalam Dasa Darma Pramuka, yaitu :
1. Religius,
2. Cinta
alam,
3. Kasih
sayang sesama manusia,
4. Patriot
yang sopar,
5. Ksatria,
6. Patuh,
7. Suka
bermusyawarah,
8. Rela
menolong,
9. Tabah,
10. Rajin,
11. Terampil,
12. Gembira,
13. Hemat,
14. Cermat,
15. Bersahaja,
16. Disiplin,
17. Berani,
18. Setia,
19. Bertanggung
jawab,
20. Dapat
dipercaya,
21. Suci
dalam pikiran,
22. Suci
dalam perkataan,
Dari
paparan di atas, secara tersirat maupun tersurat pendidikan karakter sudah ada
dalam pramuka. Pramuka telah mengajarkan pendidikan karakter sejak berdirinya
kepanduan ini, jauh sebelum isu pendidikan karakter marak di Indonesia. Dengan
adanya pramuka di satuan pendidikan dan keberadaanya tidak hanya sebatas papan
nomor gudep, tetapi di dalamnya terdapat kegiatan rutin yang berkesinambungan,
maka disadari/tidak dan secara langsung/tidak langsung penanaman pendidikan
karakter dengan indikator 23 karakter di atas sudah berjalan seiring dengan
berjalannya proses kepramukaan tersebut.
Dari
sini Pramuka berperan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara
melaksanakan semua prinsip dasar yang sudah tertuang pada AD/ART. Sehingga,
dengan begitu problema di masyarakat yang sebagian besar dialami, dan
disebabkan oleh kaum muda dapat diminimalisir ataupun dimusnahkan agar tercipta
masyarakat yang makmur dan terorganisir dengan baik. Serta terjaganya generasi
muda dari ancaman-ancaman era globalisasi yang semakin besar memiliki ancaman
untuk menjerumuskan generasi muda.
E. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
:
. Pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana
untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi dari masing-masing individu untuk
membentuk suatu pemikiran yang tertanam dalam dirinya sebagai suatu kebiasaan.
. Salah
satu tujuan pendidikan nasional adalah
pembentukan karakter, yang akan melahirkan generasi muda yang dapat membangun
keberadaban bangsa.
. Pendidikan tidak hanya
membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau
berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi dengan karakter yang
bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama, yang nantinya akan memperkuat jati diri
bangsa Indonesia.
. Dengan
adanya pramuka di satuan pendidikan yang keberadaanya tidak hanya sebatas papan
nomor gudep, tetapi di dalamnya terdapat kegiatan rutin yang berkesinambungan,
maka penanaman pendidikan karakter dengan indikator 23 karakter yang terdapat
dalam Dasa Darma sudah berjalan seiring dengan berjalannya proses kepramukaan
tersebut.
F.
Saran
Berdasarkan
hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberi saran :
1. Semua pihak harus berperan aktif dalam
menanamkan pendidikan karakter pada anak, baik itu di lingkungan formal,
nonformal, maupun informal.
2. Pihak sekolah harus benar-benar memperhatikan
pelaksanaaan kegiatan kepramukaan, agar kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
metode dan prinsip kepramukaan, sehingga pendidikan karakter dapat berjalan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2013. Materi Pembekalan OPP 34 UKM Pramuka. Universitas Negeri Malang
Anonymous. Buku
Saku Pramuka. Sendang Pramuka
Irianto, Rudi. 2011. Makalah Pendidikan Karakter, (Online) (http://rudivsyaya.blogspot.com/2011/03/makalah-pendidikan-karakter.html)
diakses pada tanggal 22 Maret pukul 21.40 WIB
Jana T. Anggadiredja, dkk.
2011. Panduan Teknis Kursus Pembina Pramuka Mahir. Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka: Jakarta
Khoerudin, Jothat. 2013. Pendidikan karakter di Gerakan Pramuka, (Online) (http://suaraguru.wordpress.com/2013/01/24/pendidikan-karakter-di-gerakan-pramuka/)
diakses pada tanggal 23 Maret 2013 pukul 05.15
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2009. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka. Jakarta.
Munif, Mukhamad. 2012. Peran Pramuka dalam Pendidikan Karakter, (Online) (http://myupangg99.wordpress.com/2012/03/19/peran-pramuka-dalam-pendidikan-karakter/)
diakses pada tanggal 23 Maret 2013 pukul 05.10 WIB
Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka
Casino de Monte Carlo - Mapyro
BalasHapusCasino de Monte Carlo, Monaco - Find 정읍 출장마사지 your way around the casino, 양산 출장샵 find where everything is located with the 여수 출장샵 latest 천안 출장마사지 news, reviews, 익산 출장샵 ratings,