Rabu, 26 Maret 2014

MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEPRAMUKAAN



MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEPRAMUKAAN


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWlC5N-BL7yx4Cv591f0uSOL8KIG0xeMjAQ_ie9bx0xieTNc4afX6HcsQbqcqMJX1kDnGaZm4dKxAUqrMu4qtiH-bX2VSJOt7fUtl6JmeChLgXLXIgZ8BAvEtkQePDAsNjl22CJVKbBGpF/s1600/Gerakan_Pramuka.png

Oleh :
IFATUN NADHIFAH









 
RACANA SUNAN KUDUS – RABI’AH AL – ADAWIYYAH
GUDEP 04.1339 – 04.1338
STAIN KUDUS




HALAMAN PENGESAHAN

Makalah
Dengan Judul:

“MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEPRAMUKAAN”

Disusun Oleh:
IFATUN NADHIFAH


Telah disahkan oleh:
                               Nama:
Hari:
Tanggal:





A.       Pendahuluan

            Pendidikan karakter akhir-akhir ini banyak diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia. Sikap dan perilaku masyarakat Indonesia sekarang cenderung mengabaikan nilai-nilai luhur yang sudah lama dijunjung tinggi. Nilai-nilai karakter mulia seperti kejujuran, kesopanan, kesantunan, kebersamaan, dan religius, sedikit demi sedikit tergeser oleh budaya asing yang masuk seperti individualistik, materialistik, dan hedonistik. Sehingga nilai-nilai karakter mulia tersebut tidak lagi dianggap penting oleh masyarakat Indonesia.
            Sebagai bangsa Indonesia yang peduli dengan pendidikan bangsa sebaiknya kita berusaha menjadikan nilai-nilai karakter mulia itu tumbuh dan bersemi kembali menyertai setiap sikap dan perilaku bangsa, mulai dari pemimpin tertinggi hingga rakyat jelata,sehingga bangsa ini mempunyai kebanggaan tersendiri diantara bangsa-bangsa lain.
            Pendidikan yang merupakan agent of change harus mampu melakukan perbaikan karakter bangsa kita. Karena itu, pendidikan kita perlu direkonstruksi ulang agar dapat menghasilkan masyarakat yang lebih berkualitas dan siap menghadapi “dunia” masa depan yang penuh dengan problema dan tantangan serta dapat menghasilkan masyarakat yang memiliki karakter mulia.
            Salah satu upaya untuk mewujukan pendidikan karakter seperti di atas, para peserta didik harus dibekali dengan pendidikan khusus yang dapat mengembangkan karakter mulia bangsa kita yaitu melalui gerakan pramuka. Gerakan pramuka adalah satu-satunya gerakan kepanduan yang diizinkan oleh pemerintah guna menyelenggarakan kegiatan kepanduan yang bertujuan untuk mendidik dan membina kaum muda Indonesia dalam mengembangkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga menjadi manusia yang berwatak, berkepribadian dan berbudi pekerti luhur, spiritual, kuat mental, sosial,  intelektual, emosional, dan fisiknya, tinggi kecerdasan dan mutu ketrampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya.

B.Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang  dalam pendahuluan di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana nilai-nilai karakter yang ditargetkan dalam pendidikan kepramukaan?
2.      Bagaimana cara mengembangkan pendidikan karakter melalui pendidikan kepramukaan ?

C.       Tujuan Penulisan

        Tujuan Penulisan ini adalah:
1.         Mengetahui nilai-nilai karakter yng ditargetkan dalampendidikan kepramukaan
2.         Mengetahui seberapa pentingnya kegiatan pramuka dalam mengembangkan pendidikan karakter.

D.       Manfaat Penulisan

        Beberapa manfaat penulisan ini di antaranya :
1.         Menambah ilmu pengetahuan.
2.         Memberikan informasi bagi masyarakat umum maupun lembaga pendidikan sebagai bahan pembelajaran.
3.         Sumbangan pemikiran dalam mengembangkan pendidikan karakter yang ada di Indonesia.

E.        Landasan Teori

1.         Pengertian Pendidikan
                        Pengertian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak.[1] Sedangkan menurut UUSPN NO. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.[2]
            Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.[3]
  
2.         Pengertian Karakter
            Secara etimologis, kata karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu charassein yang berarti mengukir, melukis, memahatkan dan menggoreskan.[4] Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata “karakter” diartikan sebagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan, watak,  akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak.
            Secara terminologis, pengertian karakter dikemukakan oleh Thomas Lickona. Menurut Lickonia, karakter mulia meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan.
            Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa karakter identik dengan akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia, baik hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama manusia, maupun sesama lingkungannya, yang terwujud dalam sikap, pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

3.         Pengertian Pendidikan Karakter
            Pendidikan karakter dikenalkan sejak tahun 1900-an oleh Thomas Lickona. Menurutnya, pendidikan karakter mengandung tiga unsur pokok yaitu mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan melakukan kebaikan. Pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang yang baik sehingga peserta didik paham, mampu merasakan, dan mau melakukan hal baik.
            Pendidikan karakter merupakan sarana untuk membentuk karakter tiap pelaku pendidikan, tidak hanya membentuk insan Indonesia  yang cerdas, namun juga berkepribadian, berakhlak mulia dan bermoral.

4.         Pengertian Kepramukaan
            Terdapat perbedaan antar istilah pramuka, kepramukaan, dan gerakan pramuka.
Ø  Pramuka adalah anggota Gerakan Pramuka yang terdiri dari anggota muda yaitu peserta didik Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega dan anggota dewasa yaitu Pembina Pramuka, Pembantu Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka, Pembina Profesional, Pamong Saka dan instruktur Saka, Pimpinan Saka, Andalan, Pembantu Andalan, Anggota Mabi dan Staf Karyawan Kwartir.[5]
Ø   Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka, baik itu kegiatannya maupun nama kegiatan yang ada didalam pramuka itu sendiri, kegiatan yang dimaksudkan disini  adalah kegiatan yang menarik dan mengandung pendidikan.
Ø  Gerakan Pramuka adalah wadah atau organisasi tempat pramuka itu berkumpul dan menyelesaikan masalah secara bersama.

Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan kepramukaan adalah pendidikan praktis di luar keluarga yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur dan terarah, dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya adalah terbentuknya kepribadian, watak, akhlak mulia, dan memiliki kecakapan hidup.[6]
           
F.        PEMBAHASAN

1.         Nilai-nilai Karakter yang Ditargetkan dalam Pendidikan Kepramukaan
       Pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan kepramukaan adalah dalam rangka transformasi dan pembudayaan nilai-nilai moral dasar. Gerakan Pramuka mempunyai Dasa Dharma yang didalamnya mengandung nilai-nilai moral atau karakter yang harus dimiliki anggota pramuka. Beberapa nilai karakter yang ditargetkan dan harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi anggota pramuka di antaranya:
a.       Ketaatan Beribadah, yakni pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan untuk selalu menjalankan ajaran agamanya.
b.      Kejujuran, yakni sikap dan perilaku seseorang yang didasarkan pada upaya menjdikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan dan perbuatannya.
c.       Tanggung jawab, yaitu sikap perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya.
d.      Kedisiplinan, yakni sikap dan perilaku menunjukkan ketertiban dan kepatuhan terhadap berbagai ketentuan dan peraturan.
e.       Etos Kerja, yaitu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan semangat dan kesungguhan dalam melakukan suatu pekerjaan.
f.       Kemandirian, yakni sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
g.      Kreatif dan Inovatif, yakni berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari apa yang telah dimiliki.
h.      Visioner, yakni pandangan, wawasan, dan kemampuan seseorang untuk membangun kehidupan masa depan yang lebih baik.
i.        Kasih sayang dan kepedulian, yakni sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan suatu perbuatan atas dasar perhatian kepadda orang lain maupun  kepada lingkungan dan proses yang terjadi di sekitarnya.
j.        Keikhlasan, yakni sikap dan perilaku seseorang untuk melakukan suatu perbuatan dengan ketulusan hatinya.
k.      Kesederhanaan, yakni sikap dan perilaku yang menunjukkan kesahajaan dan tidak berlebihan dalam berbagai hal.[7]
l.        Berani, yakni tidak malu dan tidak minder terhadap apa yang harus dilaksanakannya.
m.    Tidak Putus Asa, yakni selalu ingin mencoba dan tidak mudah menyerah.

2.         Mengembangkan Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Kepramukaan
Dalam UUSPN pasal 1 tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut yaitu melalui pendidikan kepramukaan. Berbagai aktifitas yng menyenangkan dan menarik dapat menjadi bagian dari cara gerakan pramuka untuk membentuk karakter individu. Pendidikan kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan diluar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak, menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Pendidikan disini tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian dan berkarakter mulia, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
            Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstra kurikuler di sekolah yang diawali dengan usia 7 tahun hingga 25 tahun dengan sebutan anggota muda, yang dibagi dalam golongan Pramuka Siaga (usia 7-10 tahun), Pramuka Penggalang (usia 11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun), Pramuka Pandega (usia 21-25 tahun) sangat relevan dengan pendidikan karakter bangsa. Terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter dengan nilai-nilai Dwi Dharma (bagi Siaga) dan Dasa Dharma, sehingga sangat tepatlah bila lewat pramuka pendidikan karakter dikembangkan.
            Nilai-nilai pendidikan karakter di antaranya ketaatan beribadah (religious), kejujuran, tanggung jawab, kedisiplin, etos kerja, kemandirian, kreatif dan inovatif, visioner, kasih sayang dan kepedulian, keikhlasan, dan kesederhanaan, berani, tidak putus asa. Dan nilai-nilai dalam Dharma Pramuka meliputi : Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbakti pada orang tua, berani dan tidak putus asa, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, patriot yang sopan dan ksatria, patuh dan suka bermusyawarah, rela menolong dan tabah, rajin, terampil, dan gembira, hemat, cermat dan bersahaja, disiplin berani dan setia, bertanggung jawab dan dapat dipercaya, suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Bagi anggota siaga seorang pembina dapat menerapkan nilai-nilai  moral dengan cara memberikan contoh pada kehidupan sehari-hari. Sedangkan bagi anggota penggalang, pembina dapat langsung menerapkan kepada anggota pramuka mengenai nilai yang terkandung dalam dasa dharma pramuka. Begitu pula bagi anggota pramuka penegak hinga pandega.
  Dengan menerapkan nilai-nilai moral kepada para anggota pramuka yang terdiri dari siaga hingga penegak tersebut di atas, maka generasi penerus bangsa akan mempunyai karakter sesuai dengan tujuan yang diinginkan, yaitu mempunyai kepribadian dan moral yang mulia.

G.       Simpulan

            Dari pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan beberapa poin  yang akan dijelaskan dibawah ini.
G.1
        Nilai-nilai karakter yang ditargetkan bagi anggota pramuka sebagaimana yang terkandung dalam Dharma pramuka yang merupakan moral bagi anggota pramuka. Selain itu beberapa nilai karakter yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah kejujuran, kesederhanaan, keikhlasan, ketaatan kita kepada Allah, kreatif, inovatif, visioner, kasih sayang dan peduli terhadap lingkungan, dan sebagainya.

G.2
        Pendidikan karakter dapat dikembangkan melalui pendidikan kepramukaan, diantaranya yaitu melalui kode moral yang disebut dwi dharma dan dasa dharma pramuka. Karena dengan menerapkan moral-moral yang terkandung dalam kode moral tersebut akan tercipta kepribadian yang mulia bagi peserta didik.











Daftar Pustaka

-. 2003. Pengantar Ilmu Pendidikan. Pustaka: Yogyakarta
Jana T. Anggadiredja, dkk. 2011. Panduan Teknis Kursus Pembina Pramuka Mahir. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka: Jakarta
Akhmad Muzaimin Azzet, Meita Sandra. 2011. Ar Ruzz Media
Marzuki. Konsep Pendidikan Karakter



[1]                . 2003. Pengantar Ilmu Pendidikan. Pustaka: Yogyakarta. Hal 32
[2]Ibid. Hal 33
[3] Jana T. Anggadiredja, dkk. 2011. Panduan Teknis Kursus Pembina Pramuka Mahir. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka: Jakarta. Hal 28
[4] Akhmad Muzaimin Azzet, Meita Sandra. 2011. Ar Ruzz Media. Hal 20
[5] Jana T. Anggadiredjo. Op. Cit. Hal 21
[6] Ibid.
[7] Marzuki. Konsep Pendidikan Karakter. Hal 11-12

1 komentar:

  1. 1xbet korean betting guide - legalbet.co.kr
    1xbet korean betting guide - best online bookmaker reviews & promo codes for 2021 In 1xbet 프로모션 코드 fact, a reliable and reliable bookie is one of the best

    BalasHapus